Tapi aku sedikit tenang. Karena ada pepatah mengatakan, banyak cara menuju Roma. Begitu juga aku, Banyak cara menuju kampusku. Salah satunya lewat jalan Jemursari. Sayangnya, jalan yang aku perkirakan gak macet, malah macet juga. Aku terpaksa berjalan merambat pelan-pelan mengikuti mobil yang ada di depanku karena tidak ada celah untuk menyalip.
Beberapa saat aku berhenti setelah berjalan merambat, tiba tiba kakiku sebelah kiri berasa ada yang nginjak. Dan ternyata benar. KAKIKU DILINDAS MOBIL. Parahnya, mobil itu tidak langsung jalan saat melindas kakiku, tapi mobil itu malah berhenti beberapa saat pas ban mobil itu berada tepat di atas kakiku.
“wei, pak. Maju dong !!”, teriakku dengan nada menahan sakit dan kaget.
”kakiku nih!!!”, teriakku lagi sambil menunjuk arah bawah menunjukkan kalo kakiku terinjak. Orang-orang yang ada di dalam mobil itu malah bengong dan ngeliat aku teriak-teriak. Mungkin mereka yang ada didalam mobil itu berpikir kalo mereka lagi liat orang gila lagi teriak-teriak di samping mobilnya. Tapi untungnya aku make sepatu lari yang agak tebel bahannya, jadi gak terlalu sakit. Coba aku make sepatu kanvas, bisa penyet kakiku.
Akhirnya tanpa perasaan bersalah mobil itu berjalan perlahan sambil orang-orang yang ada didalamnya masih memperhatikanku. Dan akupun langsung tancap gas mencari ruang yang agak longgar agak tidak terinjak lagi.
Sejak kejadian itu, aku jarang menurunkan kakiku meski di saat jalanan sedang macet. Karena aku gak mau diperhatiin orang karena disangka orang gila yang teriak teriak gak jelas.
0 komentar:
Posting Komentar