Sebenernya, saya agak takut dengan mbak SPG dan mas SPB yang ada di mall atau pusat perbelanjaan. Gak tau kenapa, rasanya agak risih aja. Orang lagi jalan santai tiba-tiba ditawarin produk mereka, meskipun itu pekerjaan mereka. Semua orang yang lewat depan mereka, mereka tawarin juga. Sok kenal banget. Cuih..
Aku memang sering ditawari produk yang mereka jual, salah satunya di Semarang beberapa waktu lalu.
Aku jalan bertiga bareng wawonk dan gusmen. Kita jalan2 ke mall karena lagi pengen jalan2 aja. Akhirnya kita lewat disebuah stand yang menjual krim pemutih. Dari kejauhan, seperti biasa, mbak SPG berjalan kesana kemari menawarkan produk yang mereka jual. Saat aku lewat didepannya, salah seorang mbak SPG menawarkan produknya padaku.
Aku memang sering ditawari produk yang mereka jual, salah satunya di Semarang beberapa waktu lalu.
Aku jalan bertiga bareng wawonk dan gusmen. Kita jalan2 ke mall karena lagi pengen jalan2 aja. Akhirnya kita lewat disebuah stand yang menjual krim pemutih. Dari kejauhan, seperti biasa, mbak SPG berjalan kesana kemari menawarkan produk yang mereka jual. Saat aku lewat didepannya, salah seorang mbak SPG menawarkan produknya padaku.
"Mas, kita memiliki produk krim pemutih kulit. bla bla bla", mbak SPG menjelaskan panjang lebar tentang produknya tersebut.
Aku berusaha menolak dan mencoba berjalan menjauh. Tapi si mbak SPG dengan pantang menyerah memegang lenganku. Aku gak mau diperkosa, teriakku dalam hati dengan wajah seperti anak hilang ditengah mall.
Tiba - tiba mbak SPG itu langsung mengolesi tanganku dengan krim pemutih tersebut. Rasanya adem, enak juga. Tapi aku terus mencoba melepaskan diri dari pemaksaan perkosaan ini.
"Murah, mas. Cuma 25 ribu saja.", desaknya.
"Saya gak bawa duit, mbak", elakku.
"Masa mas ganteng gak bawa duit", jelegerr! tamat sudah keperjakaanku yang selama ini kujaga. Aku liat kanan kiri, ternyata wawonk dan gusmen uda ngilang.
"Iya, saya cuma bawa duit 10 ribu doang, mbak".
Mbak SPG itu tanya ke temennya sebentar lalu balik lagi, "yauda, 10ribu aja. Tapi jangan bilang sapa2 yaa". Lhaa, ini orang harus masuk museum. Cepet banget nurunin harganya.
"Mbak, kalo saya beli produk situ. Saya pulang naik apa? bisa nyasar saya ntar", aku membela diri sekuat tenaga.
"Murah ini, mas", tambah dia lagi.
"Kalo gak percaya, nih liat dompet saya". Aku mengambil dompet di saku belakang, lalu menunjukkan ke si mbak-yang-harus-masuk-museum ini.
Mbak SPG itu ketawa ngakak sambil nabok punggungku. Dia ketawa geli banget sambil megang tanganku kenceng banget. Kaya orang kebelet boker tapi belum nemu wc.
Setelah puas ketawa, akhirnya dia lepasin tangannya dari lenganku, trus aku lari kecil menjauh dari dia.
Setelah puas ketawa, akhirnya dia lepasin tangannya dari lenganku, trus aku lari kecil menjauh dari dia.
0 komentar:
Posting Komentar